Rabu, 19 Mei 2010

Muda

Jarjani Usman - Tafakur
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami” (QS. Al-Ankabut: 69).

Apa yang tetap muda pada manusia di dunia ini? Jawabannya adalah hawa nafsu. Buktinya sampai detik ini, masih kerap terdengar orang-orang yang sudah tua umurnya terlibat dalam sejumlah penyelewengan, suap, dan sejenisnya, meskipun banyak di antaranya disebut-sebut orang terhormat. Itu maknanya bahwa hawa nafsu senantiasa muda dan bergairah, meskipun bersemayam pada orang tua.

Padahal seharusnya, semakin tua seseorang, semakin bijak dalam bersikap dan berbuat. Pasalnya, orang tua telah melalui hidup dalam jangka waktu lama, sehingga sudah banyak belajar pada kesalahan dirinya di masa lampau atau kesalahan-kesalahan orang lain. Juga, semakin tua seseorang, seharusnya semakin sadar bahwa hidupnya tak lama lagi di dunia ini, sehingga semakin membersihkan diri dari dekil-dekil dosa. Bahkan, kebijaksanaannya seharusnya menjadi petuah bagi orang-orang yang muda, sehingga tidak menyesal di hari tua kelak.

Namun demikian, ketidakpatutan yang dipertontonkan oleh orang-orang tua juga bukan berarti bukan pelajaran berharga. Yaitu, pelajaran tentang betapa sulitnya seseorang manusia untuk kembali ke jalan yang benar, kalau sudah terlalu sering mengabaikan dosanya semasa hidupnya, terutama di masa mudanya. Umumnya, orang-orang yang sudah istiqamah di jalan yang benar adalah orang-orang yang berjihad menuju jalan Allah sedini mungkin. Dari itu, tidak sepatutnya menunggu masanya untuk bertaubat. Saat ini dan di sini adalah masa dan tempatnya untuk bertaubat. Sebab, hari ini adalah hadiah dalam bentuk kesempatan untuk kita, besok masih misteri; tak ada yang tahu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar